Rimbun
Hutanku Wangi Kopiku Lestari Alamku
Apa hubungan kopi dengan konservasi https://hutanitu.id?
Pertama kita bahas dulu sejarah kopi di Indonesia.
Sejarah kopi dimulai dari akhir abad ke-17 dibawa oleh VOC dari Malabar ke
Jakarta tetapi gagal tumbuh karena banjir. Percobaan tanam ke-2 pada tahun 1700,dan
kali ini berhasil. Pengujung abad ke-18 benih kopi dicoba ditanam di bantaran
Kali Ciliwung di Batavia,kemudian benih kopi jenis arabika typika itu disemai
di Priangan,Jawa Barat. Benih kopi tumbuh subur di Kawasan Priangan dan bahkan
tahun 1726 kopi asal Cianjur memenangkan lelang kopi di Amsterdam. Karena
arabika typika banyak hancur karena penyakit karat daun pada tahun 1876, maka
Belanda mengembangkan jenis liberika dan robusta. Liberika yang awalnya dikira
tahan terhadap penyakit ternyata masih terkena penyakit juga sehingga didatangkan
kopi jenis robusta yang didatangkan dari Congo oleh Belanda,dimana sekarang
jenis robusta inilah yang mendominasi kebun Nusantara.
Kopi merupakan tanaman konservasi karena penanaman
kopi yang menyatu dengan beragam tanaman kehutanan dinilai efektif untuk
meningkatkan kualitas kopi sekaligus menjaga kelestarian alam. Hal inilah yang
membuat founder dari Klasik Bean memunculkan ide konservasi hutan dengan
tanaman kopi. Klasik Bean adalah koperasi petani kopi yang berbasis di Garut,Jawa
Barat. Diawali dari keprihatinan sekelompok pecinta alam sekaligus pecinta kopi
yang melihat area hutan banyak dibabat atau berubah fungsi menjadi kebun sayur.
Akibat dari pembabatan hutan dijadikan ladang-ladang sayur ini mengakibatkan
area tersebut menjadi rawan terhadap banjir dan tanah longsor. Keinginan
menjaga hutan supaya kembali menjadi fungsinya sebagai hutan tempat sumber air
dan keanekaragaman hayati terpelihara inilah yang membuat mereka bersusah payah
mencari cara dan riset. Gerakan yang dimulai dari tahun 2008 ini semakin
berkembang saat ini bahkan berprestasi menjadi kopi official Olimpiade Tokyo
2020 ini,sayang karena kondisi Covid19 penyelenggaraan Olimpiade Tokyo
tertunda.
Kopi dipilih karena kopi ini bisa tumbuh hanya dengan
sinar matahari 30-40% saja sehingga kopi bisa tumbuh diantara pohon-pohon
besar. Cita rasa dan kualitas kopi juga menjadi lebih kaya rasa sesuai dengan
tumbuhan yang di sekitarnya. Semakin beragam tumbuhan di sekitarnya,maka makin
unik rasa kopi yang dihasilkan. Varietas kopi yang sama bisa saja memiliki rasa
yang berbeda jika ditanam di tempat yang berbeda,cara pengolahan berbeda akan
membuat rasa yang berbeda pula. Pengolahan kering/natural bisa memunculkan
berbagai aroma rasa. Adapun pengolahan basah bisa membuat kopi bercitarasa
lebih ringan.
Tempat kebun
kopi yang baik adalah hutan yang menjaganya. Kopi yang berkualitas adalah kopi
natural yang tidak menggunakan pestisida dan pupuk kimia. Pupuk yang dipakai
adalah kompos buatan kelompok petani itu sendiri.
Koperasi Klasik Beans mengajarkan dari pembibitan
kopi, penanaman kopi, pembuatan kompos dan konservasinya, budidaya kopi yang
sehat sambil merawat hutan dan membuat jalur air. Pada intinya mereka diajarkan
belajar menanam, panen dan mengolah hasil kopinya. Saat ini anggota koperasi
ini di Jawa Barat hampir seribu lebih dan sudah mulai melebarkan sayap di
Sulawesi, Sumatera dan Bali meskipun baru sebatas pilot project. Mereka sangat
ketat dalam menjalankan organisasi ini dimana melarang penggunaan bahan kimia
pestisida dan pupuk,jika diketahui ada anggota yang melanggar hal ini maka akan
dikeluarkan dari kelompok koperasi ini. Hal ini menunjukkan kebulatan tekad
mereka untuk menjaga kelestarian hutan Indonesia.
Keberhasilan Klasik Beans ini menginspirasi banyak
petani kopi untuk mengadopsi system yang sama.
Di Aceh ada juga Kopi Leuser yang dikomandani oleh Pak
Danurfan yang mengembangkan sendiri setelah sebelumnya tergabung dalam kegiatan
pendampingan petani menjalankan budidaya kopi secara agroforestry. Setiap penjualan
1 bungkus kopi akan ada dana yang disisihkan untuk membantu kelestarian hutan
dan lingkungan.
Jadi sekarang jelas kan ya hubungan antara secangkir
kopi hutan yang nikmat dan menjadi juara dunia dengan kelestarian hutan
Indonesia.
Mari kita beristirahat dengan menghirup wanginya bau
kopi dan menikmati citarasa kopi unik sekaligus menjaga kelestarian Hutan
Indonesia.
Sumber tulisan :
- Jelajah Kopi
Nusantara Kompas 11 April- 6 Juni 2018
- Liputan 6, Gerakan
Kopi Konservasi-Petani Senang-Hutan Makin Rindang
- Ubrukopi.com/magazine/32_.html
: Perjuangan panjang dibalik kesuksesan Klasik Beans
- PDF from Klasik Beans
Duh, tulisan ini makin bikin kangen jalan-jalan deh! :)
ReplyDeleteThanks a lot commentnya.
ReplyDeleteSebagai pencinta kopi..langsung terbayang den wangi dan nikmatnya kopi ..:-)
ReplyDeleteKeren tulisannya, jadi tahu sejarah kopi, wangi kopi langsung terhirup begitu saja... Indonesia luar biasa
ReplyDeleteLengkap banget mbak, dan deskripsinya buat kita terbayang tempat nya, keren
ReplyDeleteBaru tau sejarah kopi,setelah baca ini...
ReplyDeleteSelalu dapat pengetahuan baru. Mantaaap...
ReplyDeleteDetail banget...mantap mb 😍
ReplyDeleteInfonya sll komplit kakak 👍 sarat referensi 😎
ReplyDeleteKeren banget tulisannya. Jadi ingat kampung halaman. Kebetulan orang tua saya punya kebun kopi
ReplyDeleteDuh semoga orang lebih banyak tergerak untuk merawat hutan ya
ReplyDeleteKeren tulisannya mba.😀👍👍
ReplyDelete