Pages

Sunday, 6 September 2020

Review Buku Rantai Tak Putus Dee Lestari

 

Review Buku Rantai Tak Putus Dee Lestari

 

Pertama kali baca di instanya Mba Dee Lestari tentang promo buku barunya “Rantai Tak Putus” jadi penasaran bagaimana cara seorang “Supernova” Dee Lestari menuliskan buku tentang UMKM Indonesia. Langsung pesan buku ini di Bentang Pustaka. Ada waktu jeda sebelum buku diterima karena sedang proses cetak. Dan tara hari Jumat ada info dari kurir ada paket buku datang. Happy deh akhirnya bisa dapat juga buku yang bikin penasaran ini.

Pulang kerja sudah tidak sabar unboxing buku Rantai Tak Putus. Warna langit cover buku langsung menyeruak keluar bikin segar mata yang melihat. Ada kata pembuka dari pak Teten Masduki Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Di bawahnya baru ada nama pengarang buku Dee Lestari. Setelah itu tulisan judul buku dengan dominasi warna putih untuk Rantai dan Putus, warna hitam untuk kata Tak kemudian dibawahnya Ilmu Mumpuni Merawat UMKM Indonesia dibawahnya ilustrasi rangkaian burung membentuk huruf 8 atau seperti lambda yang terhubung tak terputus. Dari cover saja sudah menarik ya.



Buka halaman pertama langsung ada kata pembuka dari Pak Teten Masduki dilanjutkan Mas Didiet Maulana (my favourite designer yang mengangkat tenun ikat Indonesia dan educator wirausaha) dan ada kata pembuka dari Mas Yoris Sebastian (one of my favorite penulis buku kreatif,aku ikutan kelas menulisnya Angkatan pertama). Semua kata pembuka adalah penyemangat sekaligus melihat pentingnya buku mengenai UMKM di Indonesia. Lembar berikutnya di sisi kanan langsung ada judul dan kejutannya ada tandatangan dari Dee Lestari.




Buku ini lumayan segar dilihat dari desain keseluruhan buku dengan dominasi warna biru langit yang terang, dengan ukuran huruf yang enak dibaca, disertai highlight untuk kutipan-kutipan penjelasan. Buku setebal 215 halaman yang terdiri dari 12 bab ditambah kata penulis dan tentang penulis.



Bab 1 Kisah yang penting ,membaca bab 1 ini mengingatkan aku tentang kelas menulis dari Mas Agustinus Wibowo tentang alur kisah menarik yang bisa bolak balik namun menyambung jadi satu sehingga membuat pembaca penasaran ingin membaca lebih lanjut. Cantik sekali perpaduan dari kisah Waru 2005 dipadu dengan Jakarta 2019, perpaduan hal yang sama dari Pak Agus dalam perjuangan menjadi UMKM dan perjuangan Mba Dee menerima tantangan dari Pak Henry YDBA (Yayasan Dharma Bakti Astra) untuk menuliskan buku tentang UMKM.

Dari Bab 1 – bab 6 membahas perjuangan dari Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) Waru yang merupakan salah satu cabang YDBA. Pembahasan di bab tersebut perjuangan dari para pebisnis yang bergelut di bidang otomotif, semuanya penuh dengan pergulatan batin yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan UMKM yang tangguh. Kisah-kisah ini menarik buat semua calon umkm maupun yang sudah umkm untuk mau mengubah pola pikir menjadi lebih maju. Bengkel-bengkel Teknik yang biasa akhirnya menjadi bisa bengkel yang menganut 5 S. Menghilangkan kesan bengkel yang kotor menjadi bengkel yang nyaman untuk dikunjungi biarpun tidak mewah.

Bab 7-8 membahas UMKM di daerah Tapin Kalimantan, tentang para petani dengan semua problematikanya mengangkat tanaman khas Kalimantan. Salah satu hasil pertanian yang diangkat adalah cabai Hiyung, cabai rawit dengan tingkat pedas super di atas rata-rata dan lebih awet dan tahan dibandingkan dengan cabai rawit biasa dari daerah lain. Ada yang aku tunggu di sini adalah akan diwujudkannya pengembangan agrowisata di lahan Gapoktan Kayuh Bambai di Tapin Kalimantan Selatan. Tempat yang didesain untuk kelak menjadi destinasi wisata agro bernama Agroforestri Gapoktan Kayuh Bambai. Puluhan jenis buah akan ditanam di sana termasuk buah-buahan unik seperti nangkadak (Nangka dan cempedak), karantongan (durian pandan), lahong(durian merah),papakin(bentuk seperti durian tetapi rasa jauh berbeda dan daging buah berwarna orange) dan masih banyak lagi buah unik khas Kalimantan yang akan dibudidayakan di sana. Bagaimana jadi tertarik juga kan buat ikutan menantikan dibukanya agroforestry ini.

Bab 9 membahas perekrutan dan suka duka dari para fasilitator dan coordinator LPB Tapin. Bagaimana tahapan rekrutmen dari tahap 1 dan tahap 2 di daerah dan tahap akhir adalah wawancara oleh staf kantor dari Jakarta. Suka duka perjuangan untuk memilih dan membentuk umkm pilot yang akan dijadikan percontohan. Kalau sekedar mengejar status dan uang, pekerjaan sebagai fasilitator tidak akan bertahan, dibutuhkan jiwa sosial yang tinggi untuk bisa bertahan. LPB bukan Cuma kasih dana namun lebih memberikan dan membagikan ilmu dan pendampingan sehingga lebih seperti teman bahkan keluarga. Perjuangan memgubah mindset adalah pekerjaan yang luar biasa susah, dari yang biasa dikasi makan menjadi hanya diberikan kail. Mengubah persepsi koperasi yang buruk menjadi koperasi yang saling menguntungkan dan memberi manfaat bukan hal yang semudah membalik telapak tangan.

Bab 10 merunut kembali perjuangan seorang William Soeryadjaya dengan pendirian awal YDBA. Semangat Pak William inilah yang menjadi dasar-dasar dari YDBA Ada 3 komponen yang dibedah oleh Mba Dee disini, yaitu pertama carrier dalam hal ini fasilitator, kedua,konten,roadmap yang diwariskan ke UMKM, dan ke-3 para pendukung yakni mereka yang menjemput hasl kerja keras UMKM sekaligus bagian integral dari ujian kenaikan kelas UMKM sehingga mata rantai ini utuh menjadi lingkaran.

Buku ini menarik dilahap dalam sekejap terutama untuk calon pelaku UMKM dan yang sudah jalan menjadi UMKM. Terima kasih Mba Dee Lestari sudah menulis buku yang sangat indah membahas tentang UMKM.

10 comments:

Pagi ini

  Setelah berhari-hari cuaca mendung, melihat langit biru sangat memukau hati. Keceriaan dan cerahnya langit membuat hati makin semangat bek...