Pages

Sunday, 27 September 2020

#Kompetisi Blog Aku dan Komunitasku

 

                                                         Aku dan Komunitasku

 

Hari ini aku mau cerita tentang aku dan komunitasku. Aku suka gabung dengan komunitas, saat ini kira-kira ada 10 an kayanya komunitas yang aku ikutin. Kenapa sih gabung dengan komunitas?. Kalau dari aku pribadi gabung dengan komunitas ini meningkatkan level kita sekaligus sosialisasi dengan banyak karakter orang sehingga memperkaya kita. Memperkaya disini bukan dalam nilai materi saja tetapi lebih memperkaya ilmu dan mentalitas kita sebagai manusia.

Jenis komunitas yang aku ikutin saat ini ada komunitas bisnis, komunitas hobi, komunitas sosial dan komunitas olahraga. Nanti aku bahas satu per-satu ya komunitas yang aku ikutin ini. Komunitas hobi yang aku ikutin saat ini : komunitas origami, komunitas boneka washi, komunitas menulis, komunitas blog adalah komunitas hobi yang aktif hampir tiap hari berinteraksi. Komunitas olahraga yang aku ikutan adalah komunitas Pembinaa Mental Karate (PMK) Kyokushinkai Indonesia, ini tergabung juga dengan Kyokushinkai Indonesia yaitu pecahan-pecahan group PMK, ikut juga yang dunia, namun tidak aktif. Biarpun sudah tidak pernah latihan lagi selama 20 tahun, namun jiwa Kyokushinkai sejati tidak akan pernah hilang.

Komunitas bisnis yang pertama aku ikutin adalah Komunitas Tangan Di Atas (TDA) namun sekarang hanya sesekali saja aktif di sana. Saat ini aktif di Komunitas Women Preneur Community (WPC) atau Karya Perempuan Indonesia, di group ini aktif sebagai admin group Whattsapp Jabodetabek. Komunitas Bisnis Tangerang di sini aktif sebagai anggota yang tergabung dalam group WA. Semua komunitas bisnis ini diikutin untuk bisa belajar sambil praktek ke senior-senior yang sudah lebih dahulu terjun di bidang bisnis. Banyak manfaat yang didapatkan dengan mengikuti dan aktif dalam komunitas bisnis salah satunya ilmu marketing di sosial media dan koneksi. Selama kita mau aktif bertanya dan menjalan relasi pertemanan dengan semua, maka akan banyak manfaat yang kita dapatkan. Yang paling berkesan adalah bergabung di WPC, sudah dari awal berdirinya WPC namun tidak pernah terlibat secara aktif, baru tahun 2018 mengikuti inkubator bisnis yang diadakan oleh WPC, mata baru terbuka dan paham bedanya kita mau bisnis atau kita hanya mau jualan. Di incubator ini digembleng ilmu-ilmu dari para ahli, bukan sekedar seminar saja, mendengarkan terus selesai, tapi disini dididik dari bagaimana membuat business plan sampai membentuk usaha dalam 3 bulan, banyak tugas yang harus dikerjakan. Rasanya memang imposible dalam 3 bulan langsung jalan bisnisnya. Namun terbukti ada beberapa yang langsung melaju dalam 3 bulan karena biasanya sudah punya bisnis sebelumnya, namun dijalankan tanpa ilmu yang benar sehingga hanya sekedar jualan dan bukan bisnis. Semua ilmu yang kita terima kalau hanya diterima saja tanpa dipraktekkan, ya hanya akan menjadi impian saja Namun dengan belajar pada ahlinya dan kita praktekkan, dan banyak jatuh bangun dengan rintangan yang ada, akan menguatkan bisnis kita. Yang perlu dipahami adalah tidak ada yang instan, semua harus dipelajari terlebih dahulu. Dalam kondisi pandemi saat ini, dengan tergabung dalam komunitas akan menguatkan kita bisa bertahan. WPC membuat WPC Mart yaitu suatu sistem belanja online menjual produk-produk dari WPC dan rekanan yang sudah dikurasi sebelumnya. Anggota bisa menjadi produsen, marketer sekaligus konsumen dari WPC Mart ini. Jadi ada saling peduli dan gotong royong untuk saling menyelamatkan bisnisnya. Jadi kalau kita mau belajar bisnis, sebaiknya bergabung dengan komunitas bisnis. Pilihlah komunitas yang sudah punya track record bagus dengan memantau hasil komunitas itu seperti apa, jangan asal gabung tanpa paham bagaimana cara kerja di komunitas tersebut. Yang ada nanti bukan menambah ilmu dan relasi malah membuat kita stress berat jika masuk di komunitas yang penuh konflik dan tidak ada dukungan di sana, apalagi komunitas yang hanya menghargai yang punya prestasi saja.

Nah sekarang bahas komunitas hobi, ternyata banyak ya baru bahas komunitas bisnis saja di atas. Aku hobi paper craft dari origami awalnya terus semua paper craft dari bikin kartu, bikin boneka kertas, papermache, semua jenis kertas. Semua menarik buat dipelajari, tapi yang paling aktif di komunitas origami dan boneka washi, karena punya group WAG dan termasuk pengurus di dalamnya sehingga selalu aktif. Apalagi saat ini dimana komunitas origami berkembang menjadi sebuah asosiasi origami untuk mencakup bidang yang lebih luas lagi. Saat ini yang tergabung dalam fB komunitas ini ribuan dan bukan hanya dari dalam negeri saja tetapi sampai pecinta origami dari manca negara juga bergabung. Bahkan kami sudah menyelenggarakan 3 konvensi di Surabaya yang pertama, ke-2 di Bandung dan terakhir tahun lalu di kota Yogya. Komunitas ini sangat menyenangkan, kenapa?, karena pecinta origami dari umur 3-4 tahun sampai senior umur 70-80 an tahun di seluruh dunia. Semua gembira begitu melihat kertas origami. Dan di origami tidak ada kata senior atau ahli berdasarkan usia, namun berdasarkan kemampuan. Tingkat Origamer Indonesia ini sudah mendunia, membanggakan sekali. Origamer Indonesia sudah beberapa kali memenangkan Olimpiade Origami yang diadakan setiap tahun. Jadi bukan sekedar melipat kertas dengan desain dari orang lain, tetapi levelnya sudah menciptakan desain sendiri dan membuat buku origami yang berisi desain-desain original buatan sendiri. Tidak pernah menyangka perkembangannya menjadi sepesat itu, dimana sebelumnya hampir tidak pernah diperhitungkan di dunia origami dunia. Origami bukan cuma sekedar melipat kertas menjadi bentuk tertentu namun bisa menjadi terapi juga, bahkan diterapkan di dunia teknik, termasuk teknik antariksa. Jadi sudah hilang pernyataan origami hanya untuk anak taman kanak-kanak. Origamer Indonesia yang menang kompetisi dan menciptakan desain-desain baru ini kebanyakan berusia muda dari 9-30 an tahun, namun yang senior di atas usia 40 tahun juga ada. Origami tidak kenal usia tua muda, yunior senior, semua adalah sama. Sesama pecinta seni melipat kertas.

Selain aktif di komunitas origami, aku juga bergabung di komunitas boneka washi, disini peminat tidak sebanyak di komunitas origami, dan kebanyakan anggota atau malah hampir 90% wanita saja. Kalau di Indonesia itu ya peminat hampir semua wanita dan usia rata-rata 25-50 an tahun. Penyebabnya mungkin salah satunya karena material boneka washi adalah kertas washi yang harganya lumayan tinggi dibandingkan kertas origami. Seni membuat boneka washi ini juga lebih rumit dengan tingkat ketelitian dan ketekunan yang tinggi juga. Tapi semua jerih payah dalam membuat boneka washi ini akan terbayar saat melihat hasil boneka yang jadi. Karena jumlah peminat terkadang hanya 4 L (lu lagi lu lagi, hehehe) jadi buku dan kertas juga terbatas di kalangan tertentu saja. Nanti akan kubuat artikel khusus bahas komunitas special satu ini.

Kayanya sudah panjang juga padahal masih banyak yang mau dibahas. Nanti lain kali disambung lagi ya. Dan lebih detail bahas tiap komunitasnya.

 

1 comment:

  1. Keren komunitas, mb Sien, semangat gotong royongnya dg tujuan maju barengnya 👍.

    ReplyDelete

Pagi ini

  Setelah berhari-hari cuaca mendung, melihat langit biru sangat memukau hati. Keceriaan dan cerahnya langit membuat hati makin semangat bek...