Pages

Thursday, 18 February 2021

Pagi ini

 


Setelah berhari-hari cuaca mendung, melihat langit biru sangat memukau hati.


Keceriaan dan cerahnya langit membuat hati makin semangat bekerja.








Sunday, 14 February 2021

Challenge fiksi iklan Valentine

 Malam mulai beranjak gelap perlahan.

Terngiang di telinganya suara lembut menyapa ," Sedang apa sayang?" 


Perlahan air mata menggulir perlahan di pipi,  tetes demi tetes mengalir.

Teringat kenangan valentine 3 tahun lalu, saat selalu ada kejutan manis darinya.

Rasa pahit dark coklat berpadu kriuk asin sea salt dan cacao nibs seolah masih terasa di lidahnya. 

Lumernya coklat di mulut terasa manis karena melihat senyum bahagia di bibir merahnya.


Kenangan terakhir merayakan kebersamaan di Bali ditemani syahdunya sinar rembulan dan angin laut yang perlahan semakin dingin terasa di tengkuknya.


Kini menikmati kesendirian, dipilihnya rosella  choco yang berasa asam manis untuk menghibur hati, smooth creamy milk coklat berpadu asam rosella sedikit menghilangkan kesenduan hati.


Perlahan kegalauan, kesedihan hilang bersama lenyapnya potongan coklat yang lumer di mulut, melumerkan sepotong hati yang beku, menghangatkan hati kembali karena yakin dia di sana sudah bahagia.


Selamat jalan Sayang, bahagialah di sana.









Saturday, 13 February 2021

Review Buku Gemrenggeng Dokumentasi Ekosistem Anyaman Pandan Grenggeng






 Buku Gemrenggeng Dokumentasi Ekosistem Anyaman Pandan Grenggeng diterbitkan oleh Yayasan Warisan Budaya Gombong. No ISBN : 978-602-51386-1-4.

Buku kecil ini merupakan hasil riset dan pendataan awal yang dilakukan Roemah Martha Tilaar (RMT) sebagai rangkaian program untuk pengembangan produk anyaman pandan.

Buku dengan design cover yang menarik foto complong atau anyaman pandan dengan tulisan judul buku warna hijau daun :  Gemrenggeng dan tulisan dokumentasi ekosistem anyaman pandan Grenggeng warna hitam di bawahnya.

Buku setebal 74 halaman ini sangat menarik dibaca untuk para pecinta budaya anyaman, buku ini lengkap isinya. Dari sejarah, perkembangan anyaman, sampai proses pembuatan serta distribusi.
Anyaman pandan merupakan keahlian tradisi yang diturunkan bergenerasi hanya berdasarkan budaya lisan dan ingatan dari generasi sebelumnya.

Buku ini akan membantu kita terutama nanti generasi penerus bangsa untuk dapat mengetahui anyaman pandan. Selama ini pengetahuan mengenai proses dan motif anyaman serta perkembangan anyaman hanya berdasarkan budaya lisan. Kelemahan budaya lisan adalah jika satu saat generasi terakhir tidak mempunyai minat atau penerus maka ilmu menganyam ini akan punah.

Buku ini bermaksud merekam secuplik kisah dari proses pewarisan tradisi menanyam pandan di kabupaten Kebumen, khususnya desa Grenggeng, kecamatan Karanganyar. Dimulai dari penelusuran asal-usul kerajinan anyaman pandan, pewarisan teknik membuat motif, sampai bagaimana kebutuhan ekonomi membentuk tradisi menganyam dan mempengaruhi perubahannya hingga saat ini.

Anyaman pandan tidak bisa dipisahkan dari tradisi orang Sunda yang dalam penelitian Ali Sastramidjaja di penelitiannya tahun 2007, menuturkan bahwa masyarakat Sunda tradisional menganggap samak atau tikar pandan adalah bagian dari siklus kehidupan mereka yang dari lahir sampai menjelang ajal menjemput selalu di atas samak atau tikar pandan.

Pada perkembangannya tahun 1920 1n, menurut penelitian dari  Agus Cahyana (Univ Kristen Maranatha) produk tikar dan caping pandan mulai dijual di jaarbeurs (pasar dagang tahunan) yang dibuka oleh Pemerintah Hindia Belanda di kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung.

Dari warisan tradisi sampai peluang ekonomi. Masyarakat Sunda menyebut helai daun pandan yang siap anyam sebagai array sedangkan di Kebumen disebut ayaran. Pada tahun 1960 an tudung dan topi hasil anyam dijual dari Kebumen ke Tasikmalaya untuk dikirimkan ke pedagang di Jakarta, Bogor, Tangerang dan Surabaya serta sebagian lainnya dijual ke luar negeri seperti Jerman, Perancis dan Jepang.

Awalnya produksi yang laris dalam bentuk slepen dan topi, kemudian muncul complong ( produk setengah jadi yang merupakan sarung dari tikar pandan ataupun dalam bentuk lembaran). Complong ini laris karena bisa diolah lagi menjadi kerajinan bentuk lain. Pengrajin pandan di Kebumen akhirnya banyak memproduksi complong dan dikirimkan ke Tasikmalaya atau Jogjakarta yang merupakan sentra industri kerajinan yang berkembang.

Kerajinan anyaman pandan di Kebumen berkembang sebagai jawaban atas permintaan pasar dan solusi ekonomi masyarakat petani ketika menunggu masa panen tiba. Pada dasarnya ada 3 kelompok yang terlibat yaitu petani yang menanam pandan, pengrajin atau penganyam dan pengepul atau pedagang pengumpul.

Desa Grenggeng yang menjadi fokus penulisan buku ini , namanya berasal dari kata "gemrenggeng" untuk menunjukkan suara seperti dengung yang terdengar timbul tenggelam seolah berasal dari bawah tanah. Pada saat penulisan buku ini terdata : 448 penganyam yang tersebar di 8 RW dari 10 RW; jumlah penganyam aktif di RW 7 : 80 orang dan RW6 : 64 orang.

Anyaman pandan pernah menjadi penyangga ekonomi yang kuat di wilayah desa-desa kaki perbukitan Serayu Selatan pada tahun 1980 sampai awal tahun 2,000an.

Ancaman dan keberlanjutan ini dipicu dari menurunnya produksi anyaman pandan ketika musim tanam dan musim panen, serta menurunnya minat terhadap kegiatan menganyam di generasi muda. Usia rata-rata penganyam aktif saat ini 53-58 tahun. Dan satu lagi pola pikir beralih dari pengrajin menjadi pengepul juga merupakan ancaman yang mengakibatkan jumlah pengrajin pandan menurun.

Anyaman pandan dalam warisan ingatan, di luar perannya sebagai komoditas ekonomi, pandan adalah unsur yang berpengaruh dalam kohesi sosial masyarakat desa Grenggeng. Pandan melingkupi wawasan kolektip masyarakat tentang cara hidup yang diwariskan sampai 3 generasi. Sehingga penting untuk mengeksplorasi pengetahuan dibalik terciptanya produk anyaman pandan dari perjalanannya dari pengisi lahan menjadi hasil seni kerajinan yang mempengaruhi dinamika sosial.

Mari kita bahas mengenai pandan bahan baku dari anyaman, yang biasa digunakan adalah pandan duri dimana persebarannya luas khusus di Asia Tenggara dengan ketinggian 0-600 mdpl. Pandan yang tumbuh di pantai disebut pandan laut dengan karakteristik durinya lebih besar dan dibuat anyaman tekstur lebih liat. 

Alur pembuatan anyaman diawali dari magas : kegiatan memetik daun pandan, untuk menjaga kualitas dilakukan 1 bulan 1x menggunakan pisau atau arit dan daun yang dipilih adalah beberapa helai terbawah di batang pohon . Biasa dilakukan di pagi hari sehingga siang bisa diolah menjadi ayaran. Tanaman pandan yang ideal dipagas adalah yang berusia minimal 1 tahun dengan panjang daun sudah mencapai 100 cm. 
Proses ke-2 adalah mengirat atau ndereih : proses menghilangkan duri pada daun dengan membelah daun pandan mengikuti arah tulang daun sehingga membentuk helai-helai dengan ukuran lebih kecil dari 3 mm,5 mm dan 100 mm. Ndereih dilakukan manual dengan senar gelas atau senar pancing, jika dilakukan oleh ahlinya gerakan senar ini tidak terlihat dan helai-helai pandan berjatuhan teratur dengan ukuran yang hampir sama. 
Daun pandan yang sudah diirat ini akan direbus dahulu selama 3 jam sekali direbus, semakin kaku maka semakin lama proses perebusan . Tujuannya untuk mengawetkan dan membuang klorofil sehingga warna natural putihnya tampak. Pemberian warna dilakukan saat perebusan dengan syarat yang diberi warna adalah ayaran yang sudah jadi atau sudah dijemur. Ayaran direbus bersama pewarna sembari diaduk pelan sampai warna terserap kemudian dijemur sampai kering. Anyaran dengan pewarna alami akan timbul bau khas, sehingga hanya dengan mencium baunya saja maka bisa dibedakan ayaran natural dengan ayaran warna.
 Penjemuran adalah proses berikutnya , diperlukan waktu 2-3 hari jika sinar matahari tidak stabil tetapi jika stabil 12 jam sudah kering. Cuaca dan kadar air merupakan tantangan dalam pengolahan anyaman pandan. 
Besuti adalah proses berikut setelah anyaran kering , mengembalikan ke bentuk semula yang lurus dan halus. Alat yang digunakan adalah bilah bambu kecil sepanjang 15 cm dan dengan lebar cukup untuk digenggam. Caranya dengan menekan tepian bilah bambu secara horisontal pada permukaan vertikal anyaran dan menariknya dari pangkal hingga ujung seperti gerakan mengasah. Teknik besuti ini akan mempengaruhi kualitas produk. Pembesutan ayaran setengah kering disebut proses pepes akan lebih enak dianyam, lebih udah dibentuk dan ketika menjadi complong atau produk lain maka sifat material lebih lentur dan liat.
Proses akhirnya setelah besuti ya pastinya menganyam ya. Proses menganyam diawali dengan kawitan (awalan) dengan jumlah helaian ayaran ditentukan oleh bentuk dan ukuran.Selain kawitan adalagi istilah sered posisi horisontal atau diagonal  dan juga cethut ayaran yang diposisikan tegak dalam proses menganyam. Hitungan jumlah sered dan cethut inilah yang menentukan motif dan bentuk yang akan dibuat. Untuk produk complong yang berupa lembaran , proses selesai ketika sudah mencapai ukuran panjang yang diinginkan semisal 50x50 ataupun 60x60 cm. Nanmun untuk pembuatan slepen dan topi , sisa panjang ayaran perlu dikunci dengan teknik palit agar tidak lepas.

Perkembangan peralatan pendukung dan teknik anyaman dalam produksi. Pada proses ndereih menghilangkan duri ini biasa menggunakan senar pancing, kemudian dibuat alat bantu rimbagan untuk mempermudah ( di sekitar tahun 2,000 an) dengan fungsi sama dengan kelebihan lebih cepat prosesnya namun hasilnya jadi tajam dan rawan melukai tangan, sehingga pengrajin lebih suka mengirat dengan senar.  Untuk teknik jahit biasa biasa disebut jejet yang berfungsi mengunci tepian anyaman terutama untuk yang lebih dari satu lapis untuk mencegah anyaman mudah lepas. Jejet ini menggunakan jarum yang sama dengan jarum untuk sulam pita atau benang wol. Jejet juga menutup bagian sambungan di ujung atau tepi anyaman pandan. Namun untuk pekerjaan kombinasi anyaman dengan bahan lainnya dan dalam kapasitas produksi masal maka digunakan mesin jahit. 

Seiring berkembangnya produk pandan menjadi barang-barang kebutuhan sehari-hari dan juga dikombinasikan dengan bahan lain. Contohnya perkembangan anyaman pandan digunakan sebagai pegangan atau handle tas maka dikembangkan anyaman membentuk slithi (anyaman seperti complong bermotif natural dengan diameter kecil yang bagian tengahnya dimasukkan spons atau tali sumbu untuk mempertahankan bentuk), tali kepang ataupun tambang. Juga ada teknik bleaching dan decoupage untuk memperindah hasil. Ada sekitar 20 motif anyaman yang ada dan merupakan kreasi pengrajin kaki bukit Serayu Selatan yang membedakan dengan dengan anyaman dari Tasikmalaya. Pengarajin di Kebumen lebih banyak produk yang buatan tangan dengan warna natural. 




Anyaman pandan di desa Grenggeng telah melewati perjalanan yang jauh dan berlari lebih cepat mendahului desa di sekitarnya , berangkat dari tanaman pandan pengisi lahan hutan menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan . Saat ini anyaman pandan perlu dikaji dengan cara pandang yang berbeda, bukan hanya sebagai bahan kerajinan namun merupakan bagian dari tradisi lokal yang memiliki nilai kekayaan tersendiri. Pandan bukan hanya tentang material fisik tetapi juga tentang warisan kebiasaan yang bernilai pengetahuan. 

Mari kita jaga anyaman pandan Desa Grenggeng ini sebagai warisan budaya jangan biarkan hanya "Gemrenggeng" suara yang timbul tenggelam di dalam tanah. Namun biarkan menggema di semua penjuru sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kekayaan nusantara.




Sunday, 7 February 2021

Washi doll online workshop 7 Feb 2021

 



7 Feb ini E3TRIP mengadakan online workshop washi doll.

Karena kondisi pandemi ini, maka terpaksa online workshop saja, supaya kegiatan bisa terus berjalan.

Washi doll adalah boneka yang terbuat dari kertas washi.

Ingat artikel E3TRIP yg Shikisakura Nagoya Washi trip.

Nah kalau dulu belajar bikin boneka washi bersama Miwa Sensei.
Hari ini belajar dengan Ria Sensei.

Peserta antusias belajar bikin boneka.
Dimulai dari pukul 10.00 biasanya selesai di pukul 17 paling cepat, kadang sampai pukul 20.00 malam.







Friday, 29 January 2021

MCBD Review Books Brandon Goes to Beijing , Author Eugenia Chu






 

Review Book : Brandon  Goes to Beijing

Author : Eugenia Chu

Illustrated : Eliza Hsu Chen

ISBN-13:978-0-578-47771-8 (Paperback)

 

Brandon Goes to Beijing is the first book that I review from MCBD book review.

Firstly saw the title and cover this book , instanly I’m fall in love with this book.

I’m proudly being choose to review this special book that dedicated from the author Ms Eugenia Chu to hers son Brandon. This book is dedicated with love to Brandon, Sean, Kayla, Connor and all the children who have visited (or plan to visit) Beijing. For the person who ever goes to Beijing in 2011, for me this book tells story more than my experience being there. I wish I’ve been read this book before I’ve come to there.

This books contains of preface , 6 chapter and 55 pages in bilingual with a few words and phrases written in Chinese characters (Simplified) and spelled in Pinyin.

This story about Brandon- a very smart and adventurous boy. He is a very happy boy, because he was going to visit his grandparents in Beijing and will being able to meet up with his cousins from California : Sean, Kayla and Connor.

The chapter 1 : Arriving in Beijing. Brandon opened his eyes just as the plane landed in Beijing from Florida. He couldn’t believe it and his heart fluttered with excitement. The grandparents greeted Brandon and his parents at the airport with big smiles and open arms. He was very excited to find his cousins in the apartments and saw the preparation to make Chinese dumplings with his cousins, they all very happy after ate the dumplings and learn to spoke Chinese because they are in China. Brandon’s vacation was just beginning. He had no idea that something mysterious was about to happen.

The chapter 2 : The Great Wall of China – Changcheng. He and his cousins gobbled a delicious breakfast- zaofan of wonton noodle soup called yuntun mian, and others traditional food. After breakfast they are going to visit the Great Wall of China. The kids decide the gondola up to the wall. From his Popo (grandma) they learned about the history of The Great Wall. Before lunch, Brandon saw something small, it was black and white, it was peeking through the doorway one of the towers. And then they have lunch in the a large restaurant not so far away from there and enjoy their lunch with special jiaozi made in arainbow of colours. The adventour started from what Brandon had seen back at the  Great Wall.

Chapter 3 : Alleyways-Hutong. Hutong are the little alleys hidden between the main streets of the city.They are like little mini villages, and they have hired rickshaws to take  around. The rickshaws are three- wheeled bicycles that have a cover seat for passengers right behind the driver. How unique! The fist thing the kids saw as they walked through the doors was an outdoor courtyard with red lantern hanging everywhere. As The family was leaving to get back in their rickshaws, it happened again! Brandon saw something, it was furry. He recognized it Xiongmao -Panda.But his grandpa said that would be strange because in the city , panda would be in the zoo not in the streets.What a day, the kids fell asleep on the ride back to Gonggong and Popo’s apartment. Did Brandon really see what he thought he had seen.

Chapter 4: The Forbidden City- Zijincheng. The next day, Gonggong revealed the plan going to the Forbidden City is the world’s largest palace complex and it was the seat of government for the Ming Dynasty. The Forbidden City was the home of China’s emperors from 1420-1911. When They arrived, Sean looked around and whispered, ‘Wa. This place is much bigger than it looks in the books at school. Hen Da -So Big” And what Popo’s said is my favourite’s quote :”This is why it is wonderful to travel. It is important to learn from books , but it is more exciting to experience new things and new places in person”. The kids learn a lot about the history. Brandon and Kayla walked around a corner and they saw xiongmao. Sean and Connor, on the other hands,wholeheartedly believed Brandon and Kayla. They had no doubt there was indeed a little xiongmao wandering around. During dinner-wan fan, Brandon and his cousins were quite and a little sad, so theirs grandpa said tomorrow they are going to the zoo, and maybe they will seeing the panda .

Chapter 5 : The Zoo – Dongwouyuan. The kids were up early, extremelyanxious for the day’s excurcion to begin. They saw xiongmao but saw the pet’s thief and they helped police to catch the thief. Suddenly Brandon thought he saw something, it was the xiongmao was staring Brandon from around the corner of cave where the sea otters were housed. He seemed to be motioning with his paw for Brandon to come over to Him. Was the xiongmao really motioning to Brandon or was Brandon imagining it?

Chapter six : A Xiongmao Named Xiao Ming. “ Hi, I’m called Xiao Ming- Ni hao, wo jiao Xiao Ming.” The kids gasped! “Whoa! You can speak!” Brandon exclaimed. Xiao Ming explained that he had come a rare breed of pandas, he had inherited from his great great grandmother to the ability to mimicall sorts of sounds, so he was able to learn to talk, then he told them his story. When it was time to leave, Brandon, Sean, Kayla and Connor said a tearful goodbye -zaijian to Xiao Ming. As they waved goodbye, they promised to come see him every time they visited Gonggong and Popo in Beijing. The end of the story. I hope someday if I’ll back to Beijing, I’ll really want to see Xiao Ming. LOL.

Thanks a lot to Ms Eugene Chu for this book, I really enjoy read this book. And I hope everyone who read my reviews looking this book in Amazon's

  




Multicultural Children’s Book Day 2021 (1/29/21) is in its 8th year! This non-profit children’s literacy initiative was founded by Valarie Budayr and Mia Wenjen; two diverse book-loving moms who saw a need to shine the spotlight on all of the multicultural books and authors on the market while also working to get those book into the hands of young readers and educators.

Eight years in, MCBD’s mission is to raise awareness of the ongoing need to include kids’ books that celebrate diversity in homes and school bookshelves continues. Read about our Mission & History HERE.


MCBD 2021 is honored to be Supported by these Medallion Sponsors!

FOUNDER’S CIRCLE: Mia Wenjen (Prgamaticmom) and Valarie Budayr’s (Audreypress.com)

Platinum SponsorsLanguage Lizard Bilingual Books in 50+ LanguagesAuthor Deedee Cummings and Make A Way Media

Gold Sponsors: Barefoot BooksCandlewick PressCapstone,  Hoopoe Books,  KidLitTVPeachtree Publishing Company Inc.

Silver Sponsors: Charlotte RiggleConnecticut Association of School LibrariansAuthor Kimberly Gordon BiddlePack-N-Go Girls

Bronze Sponsors: Agatha Rodi and AMELIE is IMPRESSED!Barnes Brothers BooksCreate and Educate Solutions, LLCDreambuilt BooksDyesha and Triesha McCants/McCants SquaredRedfin Real EstateSnowflake StoriesStar Bright BooksTimTimTom Bilingual Personalized BooksAuthor Vivian KirkfieldWisdom Tales PressMy Well Read Child 

MCBD 2021 is honored to be Supported by these Author Sponsors!

Poster Artist: Nat Iwata

Authors: Author Afsaneh MoradianAuthor Alva Sachs & Three Wishes Publishing CompanyAuthor Angeliki Stamatopoulou-PedersenAuthor Anna OlswangerAuthor Casey Bell Author Claudine NordenAuthor Debbie DadeyAuthor Diana Huang & Intrepids,  Author Eugenia Chu & Brandon goes to BeijingGreen Kids Club,  Author Gwen JacksonAuthor Janet Balletta, Author Josh FunkAuthor Julia InserroKarter Johnson & Popcorn and BooksAuthor Kathleen Burkinshaw & The Last Cherry BlossomAuthor Keila DawsonMaya/Neel Adventures with Culture GrooveAuthor Mia WenjenMichael GenhartNancy Tupper LingAuthor Natalie MurrayNatalie McDonald-PerkinsAuthor Natasha YimAuthor Phe Lang and Me On The Page Publishing, Sandra Elaine ScottAuthor Shoumi Sen & From The Toddler DiariesSISSY GOES TINY by Rebecca Flansburg and B.A. NorrgardSusan Schaefer Bernardo & Illustrator Courtenay Fletcher,  Tales of the Five Enchanted MermaidsAuthor Theresa MackiewiczTonya Duncan and the Sophie Washington Book SeriesAuthor Toshia StelivanValerie Williams-Sanchez & The Cocoa Kids Collection Books©Author Vanessa Womack, MBAAuthor Veronica Appleton & the Journey to Appleville book series

MCBD 2021 is Honored to be Supported by our CoHosts and Global CoHosts!

MCBD 2021 is Honored to be Supported by these Media Partners!

Check out MCBD's Multicultural Books for Kids Pinterest Board!

FREE RESOURCES from Multicultural Children’s Book Day

Diversity Book Lists & Activities for Teachers and Parents

Homeschool Diverse Kidlit Booklist & Activity Kit

FREE Teacher Classroom Activism and Activists Kit

FREE Teacher Classroom Empathy Kit

FREE Teacher Classroom Kindness Kit

FREE Teacher Classroom Physical and Developmental Challenges Kit

FREE Teacher Classroom Poverty Kit

Gallery of Our Free Posters

FREE Diversity Book for Classrooms Program

TWITTER PARTY! Register here!

Join us on Friday, Jan 29, 2021, at 9 pm EST for the 8th annual Multicultural Children's Book Day Twitter Party!


MCBD Review Book Sissy Goes Tiny

 

                                              MCBD Review Book Sissy Goes Tiny

This my second book to review in The 2021 Multicultural Book Day.

Sissy Goes Tiny : text copyright 2019 Rebecca Flansburry and BA Norrgard.

Illustration copyright 2019 Penny Weber.

ISBN : 978-1-936426-22-5

Audrey Press : P.O. Box 6113, Maryville, TN 37802.



 

 

Dedication :

Rebecca Flansburg : For Jake and Sara, the two medium-sized human who make me whole.

BA Nordgard : Every day I am thankful for my parents, Ray & Gladys, who somehow instilled me the belief that I am capable of doing whatever I set my mind to.

This book its really a colourfull and have a nice picture with illustration of Penny Weber.

This book is tell us about : Sissy and hers parents who choosing a new life from a big house with big yard to a new Tiny House that will be on wheels, so they can travel and live wherever they want!.

This situation is not easy to Sissy understanding, because she really love her big bedroom and specially her big bed that she could ran, leaped and landed with a ‘thump’. She loved her big house that was surrounded by big oaks and small chirping bird.

Then one day, Her parents appeared in the doorway of her rooms and in their hands they held a big book with a picture of a little house on the cover. A really little house.

They are ‘going Tiny’ that means as a family, they are selling their big house and moving into a smaller one- a much smaller one. Everywhere they go, they will always have their home. Living tiny means They can own fewer things and have more experiences. I think this my favorite’s quote in this book , that with fewer things, we will have more experiences.

Even it was hard to Sissy and hers parents to say goodbye to many favourite thing they love, but they were excited to theirs new life.

Then it happened, the day come when a big truck pulled up with their new tiny house. Sissy and her parents must have been excited too, because all three of them almost got stuck in the front doors as they rushed together to get inside they would now call Home.

Sissy knew there would be days when she missed her old bed and many toys, but she did’nt feel sad about it anymore. She also knew that her family’s new tiny living adventure was full of big possibilities, and wherever they stopped on their journey, they would always be Home.

Wow its really a nice story that we could be choose our life in the new tiny living . So I think tiny it’s not always meaning of a small, but tiny could be a lot of a new journey with a lot experience of life.

 Multicultural Children’s Book Day 2021 (1/29/21) is in its 8th year! This non-profit children’s literacy initiative was founded by Valarie Budayr and Mia Wenjen; two diverse book-loving moms who saw a need to shine the spotlight on all of the multicultural books and authors on the market while also working to get those book into the hands of young readers and educators.

Eight years in, MCBD’s mission is to raise awareness of the ongoing need to include kids’ books that celebrate diversity in homes and school bookshelves continues. Read about our Mission & History HERE.


MCBD 2021 is honored to be Supported by these Medallion Sponsors!

FOUNDER’S CIRCLE: Mia Wenjen (Prgamaticmom) and Valarie Budayr’s (Audreypress.com)

Platinum SponsorsLanguage Lizard Bilingual Books in 50+ LanguagesAuthor Deedee Cummings and Make A Way Media

Gold Sponsors: Barefoot BooksCandlewick PressCapstone,  Hoopoe Books,  KidLitTVPeachtree Publishing Company Inc.

Silver Sponsors: Charlotte RiggleConnecticut Association of School LibrariansAuthor Kimberly Gordon BiddlePack-N-Go Girls

Bronze Sponsors: Agatha Rodi and AMELIE is IMPRESSED!Barnes Brothers BooksCreate and Educate Solutions, LLCDreambuilt BooksDyesha and Triesha McCants/McCants SquaredRedfin Real EstateSnowflake StoriesStar Bright BooksTimTimTom Bilingual Personalized BooksAuthor Vivian KirkfieldWisdom Tales PressMy Well Read Child 

MCBD 2021 is honored to be Supported by these Author Sponsors!

Poster Artist: Nat Iwata

Authors: Author Afsaneh MoradianAuthor Alva Sachs & Three Wishes Publishing CompanyAuthor Angeliki Stamatopoulou-PedersenAuthor Anna OlswangerAuthor Casey Bell Author Claudine NordenAuthor Debbie DadeyAuthor Diana Huang & Intrepids,  Author Eugenia Chu & Brandon goes to BeijingGreen Kids Club,  Author Gwen JacksonAuthor Janet Balletta, Author Josh FunkAuthor Julia InserroKarter Johnson & Popcorn and BooksAuthor Kathleen Burkinshaw & The Last Cherry BlossomAuthor Keila DawsonMaya/Neel Adventures with Culture GrooveAuthor Mia WenjenMichael GenhartNancy Tupper LingAuthor Natalie MurrayNatalie McDonald-PerkinsAuthor Natasha YimAuthor Phe Lang and Me On The Page Publishing, Sandra Elaine ScottAuthor Shoumi Sen & From The Toddler DiariesSISSY GOES TINY by Rebecca Flansburg and B.A. NorrgardSusan Schaefer Bernardo & Illustrator Courtenay Fletcher,  Tales of the Five Enchanted MermaidsAuthor Theresa MackiewiczTonya Duncan and the Sophie Washington Book SeriesAuthor Toshia StelivanValerie Williams-Sanchez & The Cocoa Kids Collection Books©Author Vanessa Womack, MBAAuthor Veronica Appleton & the Journey to Appleville book series

MCBD 2021 is Honored to be Supported by our CoHosts and Global CoHosts!

MCBD 2021 is Honored to be Supported by these Media Partners!

Check out MCBD's Multicultural Books for Kids Pinterest Board!

 FREE RESOURCES from Multicultural Children’s Book Day

Diversity Book Lists & Activities for Teachers and Parents

Homeschool Diverse Kidlit Booklist & Activity Kit

FREE Teacher Classroom Activism and Activists Kit

FREE Teacher Classroom Empathy Kit

FREE Teacher Classroom Kindness Kit

FREE Teacher Classroom Physical and Developmental Challenges Kit

FREE Teacher Classroom Poverty Kit

Gallery of Our Free Posters

FREE Diversity Book for Classrooms Program

TWITTER PARTY! Register here!

Join us on Friday, Jan 29, 2021, at 9 pm EST for the 8th annual Multicultural Children's Book Day Twitter Party!






Pagi ini

  Setelah berhari-hari cuaca mendung, melihat langit biru sangat memukau hati. Keceriaan dan cerahnya langit membuat hati makin semangat bek...